Transformasi Kota Perdagangan Menjadi Kawasan Pedesaan Pertanian
Selama era Dinasti Ming dan Qing, Xingang mengalami masa kejayaan di sektor perdagangan. Setelah pindah ke kawasan timur, Xingang mengalihkan fokusnya ke sektor pertanian. Pada masa-masa awal, Taiwan dikenal sebagai kerajaan asparagus, dan Xingang memiliki peran penting dalam produksinya. Saat ini, Xingang masih merupakan salah satu daerah pertanian utama di Kabupaten Chiayi. Menurut data dari pemerintah Kabupaten Chiayi, hasil panen padi di Xingang merupakan yang terbesar di antara semua kota dan desa di kabupaten tersebut.
Selain padi, kebun-kebun berteknologi rumah kaca di Xingang juga sangat berkembang. Ketua Promosi Pertanian di Xingang, He Lizhi, mengatakan bahwa tanaman yang ditanam di rumah kaca seperti kangkung, daun ubi, paprika berwarna, dan eustoma merupakan produk khas daerah ini. Khususnya kangkung, produksinya merupakan yang terbesar, menyumbang hampir 60% dari seluruh produk pertanian yang dijual di pasar lelang di seluruh Taiwan.
Untuk mendukung upaya Ditjen Pangan dan Pertanian dalam mendorong penanaman berbagai jenis tanaman biji-bijian di berbagai daerah, maka Asosiasi Petani di Xingang juga memberikan bimbingan kepada para petani untuk beralih menanam kacang hitam selama periode kedua penanaman padi. Kacang hitam yang ditanam ini kemudian diproses menjadi kecap, susu kedelai, dan produk olahan lainnya. Di Black Beans Cafe yang dikelola oleh Asosiasi Petani Xingang, para pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan lezat yang dibuat menggunakan kacang hitam lokal tersebut.
Selain produk pertanian, makanan khas Xingang juga cukup ternama, terutama permen maltosa Xingang. Pada masa awal, Xingang berdekatan dengan pabrik gula Beigang dan pabrik gula Suantou. Pendiri permen maltosa Xingang, Lu Qi-tou, menciptakan permen dengan mencampur gula, kacang tanah, dan maltosa, lalu membuat “Shuang Ren Run”. Kemudian, dia pindah ke Xingang dan menggunakan nama merek “Jin Chang Li”, mengganti nama permen menjadi permen maltosa Xingang. Pada saat yang sama, juga memperkenalkan permen maltosa pisang, yang sangat populer. Pada awal masa kolonial Jepang, permen maltosa Xingang sering berpartisipasi dan memenangkan banyak penghargaan di Expo Internasional di Jepang, sehingga kian terkenal luas. Hingga hari ini, permen tersebut masih menjadi salah satu buah tangan terbaik dari Xingang.
Toko Xingang Xuan (SGS Food) yang terletak di depan Kuil Fengtian, tidak hanya membuat permen maltosa Xingang, tetapi juga menawarkan berbagai pilihan makanan nostalgia lezat lainnya, misalnya kue besar Xingang, kue khas Han, kue pernikahan Zhuang Yuan, kue labu daging babi, serta biskuit almon yang dilapisi dengan maltosa dan potongan kacang almon, juga merupakan buah tangan yang sering dibeli oleh pihak kuil saat patung Dewi Matsu Kuil Fengtian hendak pergi bertamu.
Selain itu, di halaman Kuil Fengtian, ada sup daging bebek yang terkenal. Sup ini disajikan dengan daging bebek segar yang dicampur dengan irisan rebung renyah, dan kemudian dimasak dengan tepung ubi. Ini adalah makanan wajib dicoba bagi para wisatawan yang berkunjung.
Paprika berwarna merupakan salah satu tanaman pertanian penting di Xingang. (Foto: Asosiasi Pertanian Xingang)